YANG PALING BERAT DARI PATAH HATI
ADALAH
MELANJUTKAN HIDUP SENDIRIAN
DENGAN RASA SAKIT
I may share my ideas, thoughts and creativity in any form of arts here.
Friday, Dec 22, 06
Bunga matahari bertanya padaku saat aku termenung diatas rerumputan liar yang menguning.
"Apa awan berarak itu masih ada diatas sana?"
Aku ingin sekali menunduk dan menjawab, "tidak…" tapi mereka masih disana dan menghalangi matahari menyinari bumi, aku dan bunga matahari.
Saturday, Dec 23, 06
Bunga- bunga matahari kembali bertanya kepadaku saat kelopak mereka mulai berguguran dan tertiup angin yang menusuk tulangku.
"Apa awan berarak itu sudah pergi sekarang?" aku merengkuh mereka. ingin kutangkapi guguran kelopak yang selalu berhasil dibawa angin itu. Apalagi yang harus aku katakan? awan berarak itu sudah berubah kelabu dan menghitam. Mereka seolah membentengi sinar matahari dengan gagah dan siap dengan panah- panah air mereka yang mampu menghujamku sampai hancur.
Kini kami terperangkap. Tapi tidak, bunga matahari mulai layu satu persatu dan aku telah sendirian.
"Jangan biarkan dia menghancurkanmu!" pekik salah satu bunga matahari yang mencoba bertahan bersamaku.
Ingin ku tanya bagaimana caranya tapi dia sudah terlalu lemah untuk bicara lebih banyak. Aku akan membungkam mulutku rapat- rapat sekarang. Aku tau matahari masih menggantung tepat diatas awan- awan hitam itu, tapi aku tak tau kapan aku dapat melihatnya lagi sampai awan berarak itu pergi.
Thursday, Jan 09, 07
Hari ini aku bersenandung pada bumi,
"Wahai awanku, pergi saja….
Tinggalkan aku sendiri,
Kembali tenggelam dalam bejana hujan yang sunyi.
Aku hanya sekuntum bunga matahari penuh keraguan
Yang nyaris tak berbentuk.
Jangan hujami aku dengan beribu pertanyaan
Sedangkan aku sendiri bertanya, "kenapa?"
Tak ada yang salah dengan angin yang meniup awan,
Tapi dengan bunga matahari yang percaya bahwa
kelopaknya akan terbang bersama sang awan…"
Tuesday, Jan 30, 07
"Sarah loocked herself in her own world and runaway from the world after Freddie left her. I shouldn’t do the same thing, should i?" i asked those humming meadows. Then i remembered some lyrics of a popular song: I’m sorry for blamming you
for everything i just couldn’t do
and i hurt my self by hurting you
But those meadows asked me, "Honey, who hurt who,actually? You hurt the cloud or he hurts you first?" Well, good question until i couldn’t find the answer.
Sunday, Feb 4, 07
Aku rasa awan- awan jahat itu tak dapat menyakitiku lagi dan tak berada diatas kepalaku lagi.
Aku telah melihatnya hari ini, ia tak hanya merusak bunga- bunga matahariku atau mengeringkan rerumputanku, tapi dia juga menggugurkan daun- daun di pohon dan melayukan bunga- bunga lain.
Dia telah memporak- porandakan taman ini dan aku rasa dia tak akan dapat melakukannya lagi.
Tuesday, Feb 6,07
Aku telah bertemu awan yang salah dengan hembusan angin yang salah. Mungkin matahari akan terkekeh padaku karena aku telah menantangnya untuk kalah.
Aku telah menghabiskan bagian kecil dalam otakku untuknya. Kini ruang itu kosong dan menyisakan sedikit kehampaan yang hening.
Tapi lihat saja, aku akan bangkit dari keterpurukan ini dan menegakkan kepalaku karena aku akan siap menghadapi matahari lagi. Aku tak akan menyerah, apalgi menerima kekalahan begitu saja. Tak sebentuk awanpun berhak begitu padaku.
Sun, March 4, 07
Jika semua rasa cinta tak harus dan mampu aku lafalkan dengan lisanku, maka biarlah ia tetap disini, menyertai hatiku yang membuncah setiap kali aku melihat wajahnya. Akan aku relakan dia pergi, tanpa pernah tau apa yang aku rasakan sebagai seorang perempuan yang telah jatuh cinta.
For someone out there who would be lucky enough if he know how much i love him..
Akulah sang hujan
June 4,2007
Musim hujan telah tiba
Air langit itu berbisik pada danau yang diam dan ladang- ladang menguning yang gersang.
Derai hujan memabasahi gedung- gedung menjulang yang pongah dan aspal- aspal jalan yang panas,
lalu mengejar manusia- manusia yang kering.
Aku sepi menatap langit
Seakan hujan tak ingin berhenti turun
Tak ada yang akan disapanya diatas sana
kecuali awan- awan yang diburu waktu
dan bumi adalah jawabannya.
Serpihanku terbawa bersamanya
lalu bersenyawa bersama butiran air
ikut bersenandung, tertawa dan buyar di alas bumi
Akulah sang hujan
dan musim hujan telah tiba.
June 9,2007
Aku bergelut dengan kepingan peluh yang melumuriku
Sekali lagi aku bergerak menyeruak awan kelabu.
Kuhadapkan kepalaku pada kejora siang.
Aku memang tak pernah siap untuk tersungkur lagi,
Tapi kapan aku tau bahwa menari bersama hempasan hujan adalah hal yang menyenangkan bila aku tak pernah mencobanya?
June 17, 2007
Aku tak ingin menghentikan anak- anak yang menari dibawah hujan.
Tapi sudikah engkau mendengar dustaku, Tuhan?
Telah kurangkai rapih potongan- potongan kata yang mendustai hatiku sendiri,
Agar bumi tak tersenyum menyambutku.
Aku telah melihat itu sebagai pengganti ilusi- ilusi dan realita yang berserakan saling menuding bahwa aku tak pantas menjadi hujan.
Aku akan biarkan mereka semua disana,
Melukai genangan biasku,
Dan anak- anak yang meneduh menghindar.
July 16, 2007
i will let the love fly away from me because i was holding it too tight, but i will open my door when when it’s coming back to me.
August 8, 2007
Ternyata sulit sekali untuk mengerti orang lain
Memahaminya saat dia tertawa
Mengerti saat dia bersedih
Tanpa terluka saat dia pergi tanpa alasan
Dan menerka apakah dia akan kembali nantinya
Atau bertanya- tanya saat dia tidak mengerti aku.
September 1, 2007
Cinta merekah di permukaan danau tenang itu.
Cinta tumbuh di sela-sela ladang kuning yang berseri.
Cinta berjamur di tepi aspal panas.
Aku menghirup harum tanah basah selepas hujan.
Aku menyeka pelangi dibalik gumpalan awan hitam.
Aku menangkap hujan dibawah atap.
Aku menghisap aroma cinta.
Bumi memelukku hangat,
Awan- awan menari mengulur waktu,
Aku berdesir menyambut cinta.
September 30, 2007
Aku hampir tenggelam di antara senyap badai.
Aku hampir menghilang menjadi uap.
Aku telah menabur lara.
Perih tersayat petir harus usai
Aliran darahku masih berpacu dengan waktu,
Membasahai goresan mimpi,
Membumbung tinggi harapan yang hampir terkubur mati.
Aku akan kembali berdiri diatas puncak tertinggi
Meninggalkan kerikil kecil dan duri
Yang berarak bersama angin.
Enyahlah kau rerumputan liar.
Mungkin kakiku akan tergores lagi,
Tapi darahku akan segera mengering.
Mengeraskan kulitku dan menutup lukaku.
March 21, 2008
Angin lembut dari pesisir pantai kembali menyapaku.
Musim hujan kembali tiba...
Segenggam capung berputar- putar menyambut mendung yang sejuk
Matahari di ufuk timur berkemas memeluk langit.
Dan aku mengumpulkan awan- awan yang
berserakan menyambut hari ini dan seterusnya,
Karena harapan kembali bersorak.
July 29, 2008
Tuhan, tolong beritahu aku....
Apakah hujan harus membiarkan
Tirai basah yang menjuntai itu melayang tertiup angin...
Aku menggeretuk memburu bumi, namun kandas diatas rumput kering.
Aku berteriak diantara gelap, namun aku luluh menerjang bebatuan,
Aku kuat tapi aku tak berdaya.
Aku membasahi tapi aku berlari.
Sekali lagi, katakan padaku,
Haruskah angin keparat itu meniup tirai basahku?!
Meninggalkan aku berderai tanpa menungguku kering.
Aku telah membasuh pegunungan, rumah- rumah kecil, teluk- teluk sunyi dan tirai- tirai putih yang menjuntai, dan aku tak ingin segera berhenti sampai awanku kering.
Tirai- tirai putihku, tetaplah menggantung di bambu- bambu lapuk itu, sampai aku menyapamu disana...
Menyatu sampai hancur dan menjadi debu...
August 20,2008
Aku berlari Menerjang ilalang layu.
Aku berlari menerjang bukit- bukit berkarang.
Aku berlari menyeka butiran pasir
Aku meluncur menjunam.
Aku siap menghujam bumi,
Hingga aku mampu mencium bau tanahnya.
Tapi aku jatuh berdebam keras.
Aku ringkih jatuh berurai.
Aku terombang- ambing bersama ombak,
Lalu terseret meresap ke dalam pasir.
Aku bergemuruh memanggil angin dan kabut.
Aku meniup daun- daun kering yang menggantung,
Membuatnya tergeletak dan hancur terinjak.
Aku telah menenggelamkan malam yang bersahaja.
Aku telah memilih menjadi hujan,
Agar mampu membasuh wajah penuh harap
Dan terkempas memeluk bumi yang pongah.
October 10, 2008
Rain... rain... oh my beloved rain..
Drop your tears and wash away my fears.
Rain... rain... oh my lonely rain...
Cover me in the dark and hide me away.
Rain... rain... oh my hard rain...
Blow up my sorrow and catch my scream.
Rain... rain oh my bastard rain...
Why do you leave me alone and let me broken this way?!
November 07, 2008
Bila gemuruh hatiku memang tak pernah terdengar olehmu,
Maka biarlah hilang saja,
Dan tinggalkan saja aku menelan senyap.
November 14, 2008
Tell me, God, where should i go after those wind blown my cloud and they won’t let me fall to my ground...
Tell me, God, what should i do after the sun melted me and broke my cloud into pieces...
They say you are the Almighty God, but why you don’t answer me?
Or is it because i’m nothing to you...
Or should i leave this wide sky...
November 15, 2008
Sekali lagi aku menyeret awan- awanku untuk mengitari tanah yang belum aku siangi.
Aku tak ingin mereka mati lalu menguap kelangit dan membunuhku.
Tapi ternyata mereka bukan lagi tanah yang sama,
mereka bukan tanahku lagi.
Awan lain telah bertengger diatasnya,
Menjaganya agar tetap hangat.
Akhirnya aku tersadar,
Para angin memang telah menyuruhku pergi
Dan aku akan mengumpulkan sisa deraiku
Untuk berarak menyapa tanah gersang yang lain.
Kali ini aku akan pergi..
Ikemas...
Tribute to some one out there, yang sepertinya memang tak tercipta untukku...
Bekasi Utara, 24 November 2008,
Lya Muryanto.