Senin, 09 Februari 2009

Broken Me



YANG PALING BERAT DARI PATAH HATI

ADALAH

MELANJUTKAN HIDUP SENDIRIAN
DENGAN RASA SAKIT


Selasa, 03 Februari 2009

Memoars of Parijs Van Java


ini foto- foto liburanku di Bandung bareng Power Rangerz :
1. Aryanti Santoso
2. Sundari
3. Eko Budiarti
4. SEPTIKA MURTI AMALIA
5. Ummie Adilla
6. Christiana S.
7. Sofie Fitri R.


Di Goa Belanda



Di Dekat GASIBU, milih- milih Lampion

(milih aja dulu, urusan beli sih nanti ajah, hehe...)



Di kampung Banjaran, Hometown of Pijewati


"Habiskan sausnya! Ato bayar dua kali lipat!"

Makan- makan di GASIBU


Sebelum masup Goa Jepang/ Belanda, kita foto dulu...


























Jumat, 30 Januari 2009

Lajang (being single)

Bagi seorang perempuan lajang berusia diatas 20 tahun yang hidup dengan orang-orang berpandangan ketimuran yang konvensional, hidup memang terasa lebih sulit.

Aku sendiri telah merasakan hal itu.




Menginjak usia 21 yang lalu,keluargaku mulai berbicara denganku tentang masa depan, calon suami, pernikahan dan anak. Saat itu aku belum mau berpikir sejauh itu karena layakny anak muda seusiaku,lingkungan sosialku masih berbicara segala sesuatu tentang "yang muda yang bergaya, yang muda yang berkarya, yang muda yang hura-hura".

Intinya: have fun.

Dan sekarang semuany berubah untukku. Semua orang dewasa di sekitarku kompak membicakan momok menakutkan yang disebut "tanggung jawab". Akh..
Kuliahku sendiri masih setengah jalan sementara orang-orang tampaknya hanya perduli tentang pernikahan, dan pernikahan.

Orang tuaku sendiri mulai wanti-wanti untukku karena aku terlihat tidak kunjung membawa "gandengan" atau memperkenalkan "pria ideal yang spesial" buat hidupku sendiri dan mereka sibuk mencari cowok jomblo berkualitas di luar sana yang barangkali minat denganku.
Mereka seolah- olah menutup mata bahwa aku punya cita-cita,ingin punya karir hebat,sekolah tinggi,keliling dunia atau jadi wanita sukses.

Orang tuaku dan orang-orang yang berpikiran sama tidak melihat usaha akademikku karena sebagaimanapun hebatny aku menyusun makalah atau sukses ngoceh ngalor-ngidul dalam presentasi kuliah yang berbobot,aku tetap seperti perempuan kesepian yang entah akan hidup dengan siapa nantinya. Mereka justru senewen saat aku tidak becus belajar masak atau mendengar anak gadis tetangga yang akan menikah dengan seorang bujang mapan tahun depan.

Sepertinya, mendapat jodoh idaman semua orang adalah prestasi terbesar seorang perempuan lajang, entah bagaimanapun cara mendapatkannya. Merekalah yang disebut orang tuaku sebagai "wanita sukses".

Setiap kali aku pergi ke undangan sanak saudara,pertanyaan standar mereka antara lain: "kapan lulus?", "udah semester berapa?", "kapan nih undangannya?", "kapan nyusul?", "udah ada calon, belum?" dst..Dst..
Kenapa begitu??
Aku kuliah bukan supaya cepat dapat jodoh terus menikah..

Aku yakin, setelah lulus nanti, berondongan nasihat, wejangan, dan pertanyaan yang jadi momok itu akan semakin banyak dan orang hanya akan mendesakku untuk melepas masa lajang secepatnya.

Rabu, 28 Januari 2009

Buka Puasa Rangers


Lya Bagi Cerita!

Semester ganjil ini, hampir semua mata kuliah gue jadwalnya siang dan biasanya gue berangkat ke kampus sekitar jam 11 siang naik bus umum dan transit di Terminal Pulo Gadung.

Nggak tau kenapa, hari itu gue lagi minat naik kereta nggak kayak biasa karena rasanya udah lama banget nggak naik kendaraan yang selalu molor jadwal itu. Indonesia banget yah...

Gue start dari rumah jam 9 pagi dan sampe Stasiun Bekasi jam 10 pagi. Langsung aja gue melesat ke loket karcis dan gue milih naik KRL Jabotabek Ekonomi AC karena jadwalnya lebih dulu dateng daripada KRL Ekonomi biasa. Lebih mahal tapi lebih cepet. Gue perkirakan harus nunggu 40 menit.

Lima belas menit nunggu sambil berdiri di platform, gue masih have fun menikmati hiruk pikuknya dan ngerasain deru kereta yang lewat. Sensasi khas stasiun yang nggak bakal ditemui di tempat lain manapun.

Tigapuluh menit menunggu, dan menunggu.... gue agak mulai bete soalnya kaki gue mulai kesemutan dan tuh batang idung kereta ngga nongol juga...

Akhirnya... Terima kasih ya Tuhan... di menit ke 45, sebuah KRL Jabotabek muncul dari kejauhan. Gue semangat siap- siap rebutan tempat duduk sama puluhan penumpang lain yang berkerumun dipinggir rel. Saat kereta dateng, HAP! gue lompat ke pintu kereta yang terbuka otomatis dan bergegas duduk di atas bangku panjang berlapis beludru hijau lumut di dalam gerbong nyaman ber- AC...

Entah kenapa, orang- orang yang tadinya berebut masuk, berangsur keluar dan gue baru mikir... jangan- jangan ini bukan Ekonomi AC, tapi AC Expres yang lebih mahal.

Kebetulan banget, ada cewek berjilbab duduk di sebelah gue dan gue memutuskan buat nanya dia, "Mba, ini AC Express yah?" dengan nada polos ngga bersalah tapi tetap sok gaya.

Dan dia bilang dengan sotoy-nya.. "iya, betul!"

DAMN! taunya gue salah naik kereta... mana udah rebutan...

Terpaksa deh, akhirnya gue turun terus berdiri di tepi rel lagi dan cewek sotoy tadi tetap disitu dengan tenangnya.

Sekitar satu menit kemudian, kereta ekspres tadi beranjak pergi dan... gue liat cewek yang tadi gue tanyain, turun dari kereta dan berdiri nggak seberapa jauh dari gue.

WAKAKAKAKAK.... sotoy bangged yak! gaya ngomongnya sok bener, tapi taunya sama- sama salah juga!

Akhirnya gue nunggu kereta sampe 15 menit sambil cekikikan ngeliat cewek sotoy yang salting deket- deket gue itu...

selesai.




Humming Meadow


Friday, Dec 22, 06
Bunga matahari bertanya padaku saat aku termenung diatas rerumputan liar yang menguning.
"Apa awan berarak itu masih ada diatas sana?"
Aku ingin sekali menunduk dan menjawab, "tidak…" tapi mereka masih disana dan menghalangi matahari menyinari bumi, aku dan bunga matahari.

Saturday, Dec 23, 06
Bunga- bunga matahari kembali bertanya kepadaku saat kelopak mereka mulai berguguran dan tertiup angin yang menusuk tulangku.
"Apa awan berarak itu sudah pergi sekarang?" aku merengkuh mereka. ingin kutangkapi guguran kelopak yang selalu berhasil dibawa angin itu. Apalagi yang harus aku katakan? awan berarak itu sudah berubah kelabu dan menghitam. Mereka seolah membentengi sinar matahari dengan gagah dan siap dengan panah- panah air mereka yang mampu menghujamku sampai hancur.
Kini kami terperangkap. Tapi tidak, bunga matahari mulai layu satu persatu dan aku telah sendirian.
"Jangan biarkan dia menghancurkanmu!" pekik salah satu bunga matahari yang mencoba bertahan bersamaku.
Ingin ku tanya bagaimana caranya tapi dia sudah terlalu lemah untuk bicara lebih banyak. Aku akan membungkam mulutku rapat- rapat sekarang. Aku tau matahari masih menggantung tepat diatas awan- awan hitam itu, tapi aku tak tau kapan aku dapat melihatnya lagi sampai awan berarak itu pergi.



Thursday, Jan 09, 07
Hari ini aku bersenandung pada bumi,
"Wahai awanku, pergi saja….
Tinggalkan aku sendiri,
Kembali tenggelam dalam bejana hujan yang sunyi.
Aku hanya sekuntum bunga matahari penuh keraguan
Yang nyaris tak berbentuk.
Jangan hujami aku dengan beribu pertanyaan
Sedangkan aku sendiri bertanya, "kenapa?"
Tak ada yang salah dengan angin yang meniup awan,
Tapi dengan bunga matahari yang percaya bahwa
kelopaknya akan terbang bersama sang awan…"

Tuesday, Jan 30, 07
"Sarah loocked herself in her own world and runaway from the world after Freddie left her. I shouldn’t do the same thing, should i?" i asked those humming meadows. Then i remembered some lyrics of a popular song: I’m sorry for blamming you
for everything i just couldn’t do
and i hurt my self by hurting you
But those meadows asked me, "Honey, who hurt who,actually? You hurt the cloud or he hurts you first?" Well, good question until i couldn’t find the answer.


Sunday, Feb 4, 07
Aku rasa awan- awan jahat itu tak dapat menyakitiku lagi dan tak berada diatas kepalaku lagi.
Aku telah melihatnya hari ini, ia tak hanya merusak bunga- bunga matahariku atau mengeringkan rerumputanku, tapi dia juga menggugurkan daun- daun di pohon dan melayukan bunga- bunga lain.
Dia telah memporak- porandakan taman ini dan aku rasa dia tak akan dapat melakukannya lagi.

Tuesday, Feb 6,07
Aku telah bertemu awan yang salah dengan hembusan angin yang salah. Mungkin matahari akan terkekeh padaku karena aku telah menantangnya untuk kalah.
Aku telah menghabiskan bagian kecil dalam otakku untuknya. Kini ruang itu kosong dan menyisakan sedikit kehampaan yang hening.
Tapi lihat saja, aku akan bangkit dari keterpurukan ini dan menegakkan kepalaku karena aku akan siap menghadapi matahari lagi. Aku tak akan menyerah, apalgi menerima kekalahan begitu saja. Tak sebentuk awanpun berhak begitu padaku.

Sun, March 4, 07
Jika semua rasa cinta tak harus dan mampu aku lafalkan dengan lisanku, maka biarlah ia tetap disini, menyertai hatiku yang membuncah setiap kali aku melihat wajahnya. Akan aku relakan dia pergi, tanpa pernah tau apa yang aku rasakan sebagai seorang perempuan yang telah jatuh cinta.



For someone out there who would be lucky enough if he know how much i love him..


Somewhere I belong!

Aku ngga tau, apa ada orang, selain aku, yang pernah jatuh cinta sama sebuah kota, bukan karena orang tertentu didalamnya atau karena ada sesuatu yang menguntungkan disana.

Tapi, i feel it!

Kebumen sebenarnya kota tempat tinggal kakek- nenekku, tepatnya di desa Adiwarno, tapi baru saat itu, saat usiaku menginjak 20 tahun, aku merasakan sesuatu di di kota terik itu, sesuatu yang aku sebut:

SERENITY

Hmmm, saat itu bulan Mei 2007, awalnya misiku ke Kota Kebumen hanya untuk menyambung silaturahim dan menginap dua hari disana, tepatnya di Jalan Kembaran rumah salah satu om ku. Kesempatan jalan kaki keliling kota kayak gembel bikin aku sadar betapa bersahabatnya kota panas itu. Tapi beneran, dua hari disana, berasa kulit langsung lebih coklat kebakar matahari, fuih!


Tapi, setelah itu juga, aku langsung punya mimpi bisa hidup disana dan menikmati hidup, sedaaap...